Friday, March 17, 2017

Bahaya Membentak Anak


 Kalau sedang marah-marah, ayah bunda dirumah biasanya suka kelepasan membentak anak, atau bicara dengan nada tinggi, atau bicara dengan volume lebih keras. Hal ini dianggap biasa dalam pengasuhan anak, padahal akibat yang ditimbulkan sangat fatal.

Berdasarkan penelitian, pada setiap kepala seorang anak, terdapat lebih dari 10 trilyun sel otak yang sudah siap tumbuh. Namun sel-sel otak itu sangat rapuh, dan kita orang tua sering kali menjadi penyebab hancurnya sel-sel otak anak kita.

Ayah Bunda, mari kita hindari membentak, berkata kasar, meninggikan suara pada anak, karena dampaknya ↓
                                   
                                    
  1. Menghancurkan Sel Otak
    Bentakan atau perkataan kasar dapat menghancurkan lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga,dan pukulan atau cubitan memiliki dampak yang beberapa kali lebih besar. Tetapi sebaliknya, pujian dan motivasi positif dapat membangun kecerdasan otak anak serta membuat perkembangannya menjadi lebih maksimal.

    Lise Gliot seorang pebeliti perkembangan otak anak, melakukan penelitian terhadap anaknya sendiri, dari hasil penelitian itu, umur 2-3 tahun adalah masa emas pembentukan otak anak, jika orang tua pandai memanfaatkan masa ini, kelak saat anak sudah besar ia akan tumbuh menjadi anak yang cerdas, penuh rasa percaya diri, dan berkepribadian kuat, serta kreatif. Hati-hati ayah bunda, satu bentakan kita dapat merusak masa depan anak kita hingga 30 atau 40 tahun ke depan, begitu juga satu pujian kita. Bayangkan saja, kita membentak anak 3 kali seminggu 4 milyar sel otaknya hancur, 1 bulan 16 milyar sel otak anak hancur, setahun 192 milyar sel otakya hancur, hanya dari bentakan, belum termasuk cubitan, perkataan kasar yang tanpa bentakan, dan pukulan.

    Kita sering mendengar orang tua mengatai anaknya tidak punya otak ketika marah, padahal orang tualah yang banyak menyumbang kerusakan otak anak.

  2. Jantung anak kelelahan
  3. Menurut dr Godeliva Maria Silvia Merry, M.Si, dokter yang juga pengajar di UKDW, Yogyakarta, denyut nadi seseorang dapat berubah-ubah tergantung dari suara yang didengar. Begitu juga anak, jika terus-terusan terpapar dengan suara bernada kasar dan tinggi, jantung anak yang sering berdetak abnormal karena sering di bentak orangtuanya akan sangat mudah kelelahan.

  4. Emosional
    Anak adalah penitu ulung, jika perdengarkan qiroah imam masjidil haram, dia akan hafal beserta makhorijul hurufnya dan panjang pendeknya bahkan iramanya, sebaliknya anak yang sering dibentak meniru sikap orang tunya  yang mudah marah, sulit mengendalikan diri, emosional, dan suka teriak-teriak.

  5. Tidak mempercayai orang tua
  6. Jangan anggap remeh anak kita, mereka juga memiliki harga diri, memarahi mereka didepan orang lain, atau memarahi mereka karena perbuatan yang tidak disengaja atau anak tidak tahu bahwa itu salah akan membuat anak merasa dihukum atas kesalahan yang tidak dia lakukan. Inilah penyebab anak lebih menurut dan percaya pada perkataan orang lain dari pada perkataan orang tuanya, karena anak kurang mempercayai orang tua.

  7. Depresi
  8. Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Child Development, remaja berusia 13 tahun yang sering dibentak oleh orang tuanya memperlihatkan lebih banyak gejala depresi dibandingkan dengan teman seumurannya yang tidak mendapatkan hal kurang baik itu. alih-alih orang tua “berniat baik” untuk memperbaiki perilaku remaja tetapi dengan diteriaki, dihina dan dibentak ini justru membuat perilaku remaja bertambah buruk.

  9. Kesulitan menjadi pendengar
  10. Anak memerlukan lingkungan yang membuatnya bisa terus berfikir positif untuk bisa menjadi pendenar yang baik, sering di bentak dan diteriaki selain merusak otak anak sehingga anak menjadi tulalit, atau loading lama dalam menanggapi sesuatu juga mengganggu sistem pendengaran anak.

  11. Kehilangan inisiatif 
  12. Anak yang sering dimarahi, di bentak, dan di teriaki, secara perlahan akan kehilangan rasa percaya dirinya untuk melakukan suatu inisiatif karena takut salah, kelak saat memasuki duania kerja, hal ini akan menghambat karir anak-anak kita dalam pekerjaannya.

Hati-hati ayah bunda, bembentak, meneriaki dan berkata kasar sering kita anggap hal wajar, namun ternyata dampaknya sangat besar pada masa depan dan kehidupan anak-anak kita.

0 comments:

Post a Comment